Rabu, 16 November 2022

ARTIKEL PEMINATAN : KEGIATAN UKGS INOVATIF

    UKGS Inovatif adalah Program kesehatan gigi dan mulut yang inovatif, terdirir dari tiga pagar pencegahan yang ditemukan oleha Dr.drg. Irene Adyatmaka. Tiga pagar itu yaitu terdiri dari Simulasi resiko caries Irene's Donuts, Terapi remineralisasi gigi dengan CPP-ACP, dan Perlindungan permukaan gigi.

    Tujuan Program Imunisasi Gigi :

1. Mengenalkan program imunisasi gigi agar tertanam di hati masyarakat.

2. Memberdayakan murid TK/SD dan Orang tua agar mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut serta berupa mencegah penyakit gigi dan mulut.

3. Pencegahan karies sejak dini dilakukan lebih efektif pada usia anak.

    Peran Orangtua di rumah yaitu sebagai berikut :

1. Membantu anak menggosok gigi, pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.

2. Melakukan check list sperti yang diberikan pada simulasi Irene's Donuts.

3. Memeriksa gigi anak secara rutin.

4. Melawan tanda-tanda karies awal dengan melakukan remineraslisasi (pengolesan vitamin gigi)

5. Melakukan evaluasi.

Mari kita bahas satu-persatu 3 pagar pencegahan di dalam UKGS inovatif :

1. IRENE'S DONUTS

Irenes's Donuts adalah simulasi karies (lubang gigi) gigi dengan menggunakan metode intervensi perilaku berkaitan dengan manjemen perilaku. Tujuan dari Irene's Donut yaitu untuk mengatasi resiko karies dengan memberikan pemahaman mengatasi resik karies, memberikan umpan balik yang berisi saran-saran yang baik untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, dan Memberdayakan orang tua untuk mendidik anak dalam melakukan pemeliharaan gigi sejak dini.

Irene's Donuts ada 2 versi, yaitu manual version (manual menggunakan buku dan kertas format pengisisan dan monitoring) dan Computerized Version (aplikasi).


2. TERAPI REMINERALISASI

Terapi Remineralisasi adalah pengolesan gigi dengan vitamin gigi (CPP ACP). Casein Phospate (CPP) merupakan bahan penghantar yang sangat baik untuk distirbusi Kalsium dan Fosfat pada permukaan gigi. Ciri Casein berwarna putih salju, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa yang khas. CPP mampu mengikat dan menstabilakn ion kalsium dalam larutaan serta mengikat dalam plak gigi dan enamel gigi.

Terapi Remineralisasi bertujuan untuk :

1. Mencegah kerusakan gigi dengan cara mengembalikan kalsium dan ion fosfat ke dalam gigi.

2. Memelihara keseimbangan pH mulut.

3. Menghentikan dan menyembuhkan proses awal karies (lubang gigi).

4. Pemberdayaan orang tua dan membangun tanggung jawab.



3. SURFACE PROTECTION

Surface Protection adalah perlindungan ketiga dengan melapisi pit dan fissure (ceruk pada permukaan gigi) pada gigi supaya terlindungi dari terbentuknya karies (lubang gigi). Hasil dari Surafce Protection akan didapatkan gigi yang halus dan mudah dibersihkan sehingga menurunkan potensi karies. Surface Protection dilakukan pada anak usia 6-7 tahun karena pad usia tersebut rata-rata gigi geraham permanen pertama sudah tumbuh.




Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

 USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT (UKGM) DI POSYANDU

UPTD PUSKEMAS GUMAWANG KEC. BELITANG



        Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah kegiatan pelayanan kesehatan gigi yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan Puskesmas sehingga masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah kesehatn gigi dan mulut. Sasaran UKGM di Posyandu yaitu Anak balita, Ibu balita, Ibu hamil dan lansia.

 Tujuan dari UKGM yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat selai itu tujuan khusus dari UKGM yaitu :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut

 2. Menurunkan angka kesakitan masalah kesehatan gigi dan mulut.



        Macam-macam kegiatan UKGM berupa penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta pemerikasaan gigi, kegiatan UKGM dilaksanakan di posyandu agar orang tua balita bisa mengajarkan atau membimbing cara menjaga kesehatan giginya kepada anaknya, karena yang paling rentan terjadi karies atau penyakit gigi mulut lain pada anak-anak.  UKGM juga dilaksanakan di TK maupun RA sekitar Puskesmas untuk memberikan motivasi kepada anak agar rajin menggosok gigi setiap hari.



ARTIKEL WACANA KESEHATAN GIGI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KESEHATAN

Transformasi Ekonomi Berbasis Digital:
Pengembangan Keterampilan dan Literasi Digital di Bidang Kesehatan



Masalah kesehatan global telah dilihat sebagai salah satu masalah yang serius. Pada awalnya, kesehatan hanya dianggap sebagai domain kebijakan nasional di mana negara memiliki tanggung jawab penuh untuk menjamin kesehatan rakyatnya. Namun demikian, pada era terkini dunia yang ditandai dengan semakin meningkatnya interkoneksi antarsektor dan antaraktor, permasalahan kesehatan semakin menjadi fokus kerja sama internasional. Hal tersebut ditambah dengan munculnya perubahan lingkungan global yang cepat dalam berbagai bidang (misalnya lingkungan hidup, demografi, teknologi, ekonomi, dan lain-lain) yang menjadikan isu ini semakin kompleks dan sulit dikelola. Perubahan demografi dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dunia dan semakin intensnya perpindahan manusia.

Isu-isu strategis dalam setiap tahapan pembangunan daerah merupakan dinamika kehidupan lingkungan yang strategis baik regional, nasional, maupun global. Isu-isu strategis menjadi suatu pokok bahasan yang akan selalu diperhatikan dalam menyusun setiap perencanaan pembangunan daerah karena dengan berpedoman pada isu-isu strategis maka segala permasalahan yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang dapat diantisipasi sedini mungkin. Seperti halnya arus besar globalisasi yang membawa keleluasaan informasi yang menyebabkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan berujung pada munculnya isu-isu yang berkembang diberbagai bidang. 

Dalam pelaksanaannya seorang terapis gigi dan mulut yang berperan sebagai pemberi pelayanan pada bidang kesehatan perlu ditingkatkan secara solid dan terintegrasi agar dapat meningkatkan kualitas dalam melayani masyarakat untuk membantu mendukung kebijakan pembangunan daerah di dalam bidang Kesehatan. Disamping itu terus dilakukan upaya pengembangan teknologi untuk membantu memudahkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai dengan kegunaannya dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi digital juga dapat didefinisikan sebagai "kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi, yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis". Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. Literasi digital lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital. Literasi digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam menggunakan media untuk mendukung masyarakat memiliki kemampuan membaca serta meningkatkan keinginan masyarakat untuk membaca.

Pemahaman tentang literasi digital memang masih cukup rendah di kalangan pegawai pemerintahan daerah mapun masyarakat khususnya bagi mereka yang memang enggan berurusan dengan dunia digital. Karena itu perlunya sosialisasi kepada pegawai pemerintahan dan masyarakat tentang literasi digital.

Sangat tidak mungkin untuk menghindari agar tidak menggunakan teknologi digital dalam kehidupoan sehari-hari apalagi di lingkungan pekerjaan instansi pemerintah. Karena dari pekerjaan atau hal terkecil saat ini saja seperti berkomunikasi sangat dibutuhkan sekali adanya campur tangan alat tehnologi canggih dan sistematis.

Oleh karena itu, perlu sekali adanya bimbingan dan pelatihan yang benar, baik cara penggunaan maupun etika dalam bertehnologi.  Literasi Digital sangat diperlukan sekali bagi masyarakat Indonesia dalam menyongsong transformasi digital dan industr 4.0 , yang mana akan diterapkan era tehnologi modern berbasis digital pada aktivitas ekonomi dan industry hingga konsumsi.

Transformasi digital telemedicine merupakan inovasi baru di bidang pelayanan medik dengan karakteristik teknologi, proliferasi komputer dan otomatisasi, keterlibatan masyarakat. Analisis interpretive dengan pendekatan konseptual dan pendekatan perundang-undangan menemukan bahwa transformasi digital telemedicine berpotensi pada meningkatnya mutu pelayanan medik tetapi diametral berhadapan dengan kompleksitas tata nilai pelayanan medik yang selanjutnya harus diantisipasi agar tidak terjadi degradasi nilai kemanusiaan di bidang industri kesehatan. Searah dengan perkembangan industri kesehatan dan untuk menjawab kebutuhan pelayanan medik di masyarakat, perlu Konstruksi hukum yang berfungsi sebagai sarana perlindungan bagi penyedia layanan kesehatan dan pasien sebagai penerima layanan kesehatan. Konstruksi hukum yang direkomendasikan yaitu: merevisi perundang-undangan terkait praktik kedokteran dengan memberi perlindungan hukum dokter – pasien secara proporsional pada taraf anamnese dan diagnosa telemedicine, serta penggunaan perekaman sebagai alat bukti pada penyelesaian sengketa transformasi digital telemedicine. Hal ini dimaksudkan agar perkembangan teknologi praktik kedokteran berkesesuaian dengan asas Pancasila yang didasarkan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien.

Revolusi Industri 4.0 dengan ciri khasnya yaitu penggunaan basis teknologi internet dan digital database telah merambah bidang pelayanan kesehatan. Terjadi suatu transformasi digital dalam bentuk telemedicine. Telemedicine merupakan suatu sistem pengobatan jarak jauh. Pengobatan jarak jauh ini dilakukan melaui sensorisasi data internet. Beberapa layanan seperti eHealth, Talk to doctor, Buy medicines, Get a lab check up, pager doctor, Detik Health, Solusi sehat, Megle, layanan konseling melalui YouTube dan sebagainya sudah bukan hal yang asing. Transformasi digital telemedicinemerupakan inovasi baru di bidang pelayanan medik dengan karakteristik teknologi, proliferasi komputer dan otomatisasi, keterlibatan masyarakat. Bukan merupakan suatu hal yang mustahil jika dimasa yang akan datang, para lansia tidak perlu lagi datang ke rumah sakit untuk berobat, pelayanan kesehatan dapat menjangkau daerah terpencil dan pulaupulau terluar, bahkan dimungkinkan penggunaan robot untuk menanggapi keluhan dan perasaan pasien, psikoterapi secara virtual reality

Telemedicine merupakan alternatif pilihan atas pertimbangan ekonomis dan praktis karena pasien tidak harus datang ke rumah sakit dan bertemu secara fisik. Tetapi hal ini tidak menjawab kebutuhan pasien dalam pelayanan medis yang sesungguhnya. Pelayanan kesehatan yang baik meliputi holitic caredan komprehensif. yaitu: mencakup seluruh tubuh jasmani dan rohani pasien (whole body system) termasuk nutrisi , tidak hanya berorientasi organ tetapi berorientasi pasien dan keluarga serta memandang manusia sebagai makhluk bio-psikososial dalam ekosistemnya. Komprehensif artinya tidak hanya kuratif saja tetapi juga berorientasi pencegahan meliputi health promotion, spesific protection (primer), early case detection, prompth treatmen (sekunder) dan disability limitation/rehabilitation (tersier). Pelayanan medis konvensional memang berada pada posisi yang diametral dengan telemedicine. Pada telemedicine, pasien akan menganggap bahwa dokter orang yang hebat dan kompeten karena dapat mengobati dari jauh tanpa perlu diagnose penunjang. Keberhasilan ini berkorelasi erat dengan apakah pasien dapat menguraikan secara detail gejala atau sakit yang ia derita, atau apakah dia dapat memfoto gejala fisik yang sakit, yang tentunya inipun belum dapat dipastikan akurasinya. Hal ini akan mengaburkan jati diri praktik kedokteran yang berdasar nilai kemanusiaan dan keadilan.

Pada aras terminasi ini, di mana telemedicine menawarkan bentuk yang efisiensi dan ekonomis, maka telemedicine menjadi pilihan yang diminati. Telemedicine dilakukan oleh dokter (termasuk juga tenaga kesehatan lainnya) baik secara pribadi, bersama komunitas dokter tertentu, maupun intitusional rumah sakit atau unit layanan kesehatan lainnya sebagai salah satu metode pelayanan medis yang marketable. Menyikapi efek positivitas dari regulasi di atas, segala bentuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan hendaknya mengutamakan kepentingan pasien. Kepentingan pasien yang dimaksud, sebenarnya dengan jelas telah diatur dalam Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu berupa hak dan kewajiban konstitusional pasien, yang diimplementasikan oleh dokter (dan tenaga kesehatan). Hak Pasien (pasal 52 UU a quo), adalah sebagai berikut: a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis; b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; menolak tindakan medis; c. dan mendapatkan isi rekam medis. Seluruh pemenuhan hak pasein ini membutuhkan adanya dokumen reportase tindakan medis Kondisi dimana dalam telemedicine, pasien dipandu melalui smart phone, video call, skipe, teleconference, menulis di medsos, atau hanya konsultasi biasa tanpa camera, jika tidak terdokumentasi tentu tidak memenuhi hak pasien secara utuh. Belum ada Manual Prosedure atau Standar Operating Procedure (SOP) dalam hal telemedicine. 

Digitalisasi layanan klinis dan non-klinis memungkinkan dokter gigi untuk memberikan dukungan manajemen, konsultasi, pemeriksaan dan perawatan, serta saran kesehatan gigi dan mulut. Bagi pasien, digitalisasi memudahkan kemudahan konsultasi, serta pendaftaran data pasien, persetujuan tindakan medis, akses penerimaan resep. Selain itu, pengelolaan pembayaran melalui sistem online, terutama di masa pandemi saat ini menjadi mudah. Pasien dapat melanjutkan pemeriksaan tanpa keluar rumah. Pasien dan keluarganya kini dapat dengan mudah mengakses informasi kesehatan gigi dan mulut terbaru dengan membuka aplikasi di mesin pencari informasi seperti YouTube, Instagram, Telegram, Whats Up, dan ponsel seperti Google.

Dalam perkembangan lebih lanjut, penerapan teknologi dalam bidang kesehatan gigi bukan lagi untuk melengkapi upaya pelayanan kesehatan. Saat ini sudah terjadi pengembangan yang sangat signifikan. Transformasi ini tidak lagi sebagai penunjang melainkan telah menjadi kebutuhan. Hal ini melihat bagaimana perannya dalam menunjang praktik, administrasi, penelitian dan pendidikan di bidang kesehatan gigi yang tidak hanya menguntungkan dokter giginya sendiri juga pasiennya. Pemanfaatan teknologi kedokteran di  masyarakat memberikan peluang bagi pasien dan keluarganya, memudahkan informasi dan pemahaman tentang penyakit dan pilihan pengobatan, serta memberikan kemudahan akses dan pemilihan rumah sakit dan fasilitas gigi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Untuk kegiatan promotif sendiri yaitu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut bisa dilakukan melalui sosial media dimana masyarakat luas bisa mengaksesnya. Media Sosial yang banyak digunakan masyarakat yaitu tiktok, youtube, facebook, dan instagram. Kita sebagai terapis gigi dan mulut bisa ikut berperan serta di dalamnya dengan membagikan video-video penyuluhan yang bermanfaat tentang kesehatan gigi dan mulut.


UKGS DI UPTD PUSKESMAS GUMAWANG

Kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di UPTD Puskemas Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur


Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya promotif dan preventif bagi peserta didik. Di wilayah kerja UPTD Puskemas Gumawang terdapat 26 Sekolah Dasar, 16 Sekolah Menengah Pertama dan 16 Sekolah Menengah Atas. Kegiatan UKGS yang sering dilakukan di sekolah yaitu penjaringan kesehatan gigi atau pemeriksaan kesehatan gigi, Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta kegiatan sikat gigi bersama di Sekolah Dasar.









ARTIKEL PEMINATAN : KEGIATAN UKGS INOVATIF

     UKGS Inovatif adalah Program kesehatan gigi dan mulut yang inovatif, terdirir dari tiga pagar pencegahan yang ditemukan oleha Dr.drg. I...